Motif Dan Motivasi
Motif dapat diartikan sebagai dorongan yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Motif
juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan
(sadirman, 2007:73). Menurut Pr.of. Dr. H.Prayitno, M.Sc.Ed, dan Drs. Erman
Amti dalam bukunya dasar-dasar bimbingan dan konseling bahwa dorongan hidup
pada diri seseorang dan setiap kali mengusik serta menggerakkan orang itu
selalu melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang terkandung dalam dorongan itu
sendiri. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa suatu tingkah laku yang
didasarlkan pada motif tertentu tidaklah bersifat sembarangan atau acak,
melainkan mengandung isi atau tema sesuai dengan motif yang mendasarinya.
Para ahli sepakat membagi motif menjadi dua bagian, yaitu motif
yang bersifat primer dan motif yang bersifat sekunder. Motif primer didasari
oleh kebutuhan asli yang sejak semula telah ada pada diri setiap individu sejak
ia terlahir ke dunia, seperti kebutuhan makan, minum dan bernafas, secara
mendasar, kebutuhan-kebutuhan tersebut harus terpenuhi, karena apabila tidak
dipenuhi, maka bisa mengancam eksistensi manusia. Dapat disimpulkan bahwa motif
primer ada pada masing-masing individu dan tidak dapat ditunda pemenuhanya.
Berbeda dengan motif primer, motif sekunder tidaklah demikian,
motif sekunder terbentuk bersamaan dengan proses berkembangnya individu. Motif
sekunder ini berkembang sebab adanya usaha belajar. Belajar menjadikan individu
mengetahui banyak hal, dari hal hal baru yang ia peroleh inilah timbul motif
sekunder, seperti contoh berpakaian mengikuti style, menyimpan uang di bank dan
lain sebagainya. Jika dibandingkan dengan motif primer, maka motif sekunder
lebih banyak jumlahnya atau bahkan tidak terhitung, karena semakin tinggi
tingkat peradaban manusia, semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya, maka
semakin beragam pula motif sekundernya, sedangkan motif primer mereka tetap
yaitu makan, minum dan bernafas.
Sedangkan motivasi berkaitan erat dengan perhatian. Menurut
Frederick J, Mc Donald bahwa motivasi adalah perubahan energy di dalam diri
seseorang yang ditandai dengan dorongan afektif dan reaksi mencapai tujuan.
Tingkah laku yang di dasari motif tertentu biasaya terarah pada sutu objek yang
sesuai isi hati atau tema kandungan motifnya. Berkenaan dengan motif yang
berkaitan dengan suatu objek maka kemudian dikenal adanya motif yang bersifat intrinsik
dan ekstrinsik.
Kedua hal tersebut (motif dan motivasi) merupakan salah satu bidang
kajian dalam psikologi yang mana masuk dalam landasan psikologis bimbingan dan
konseling. Landasan pskologis dalam bimbingan dan konseling sendiri berarti
memberikan pemahaman mengenai tingkah laku individu yang menjadi pasien
(klien). Hal ini menjadi sangat penting, mengingat bahwa bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yakni tingkah laku klien
yang perlu diubah atau dikembangkan atau bahkan dihilangkan (jika buruk)
apabila ia ingin menyelesaikan masalahnya atau mencapai tujuan tujuan yang
telah ia tetapkan.
Pemahaman mengenai motif dan motivasi sangatlah penting, karena
dari motif dan motivasi inilah seorang konselor dapat menyimpulkan alasan
seorang individu melakukan suatu tindakan. Selain motif dan motivasi, bidang
lain yang masuk dalam landasan psikologi yang perlu dikaji adalah 1) pembawaan
dasar dan lingkungan, 2) perkembangan individu, 4) belajar, balikan, dan
penguatan, 5) kepribadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar