Telah kita ketahui bahwa proses bimbingan dan konseling adalah
praktek yang melibatkan dua belah pihak, baik si konselor maupun konseli yang
mana dalam hal ini kita sebut klien, itu artinya bahwa berhasil tidaknya proses
konseling tidak hanya ditentukan oleh konselor, akan tetapi seorang konseli
juga memiliki peranan penting dalam proses tersebut. Menurut Sherter And Stone (1987)
bahwasanya keberhasilan dan kegagalan proses konseling diperngaruhi oleh 3 hal
yang berkaitan dengan klien, yaitu:
1.
Kepribadian
klien
2.
Harapan
klien
3.
Pengalaman
dan pendidikan klien
Disini, kita akan fokus pada poin nomor 3 mengenai pengalaman dan
pendidikan klien. Mengapa pengalaman dan pendidikan klien sangat menentukan
keberhasilan proses konseling? Sebab dengan pengalaman dan pendidikan yang
dimiliki seorang klien mampu dan mudah mengenali dirinya, sehingga upaya
pemecahan masalah bisa semakin terarah. Adapun pengalaman masing masing klien
tentulah berbeda, dan penanganan yang di dapat pasti bebeda pula, maka seorang
klien yang berpengalaman dalam bidang pidato atau diskusi akan lebih mudah
mengungkapkan perasaanya di bandingkan klien yang kurang berpengalaman dalam
bidang tersebut. setelah kita memahami pengalaman dan pendidikan klien, maka
kita akan memahami macam-macam klien, diantaranya:
1.
Klien sukarela
Klien dalam kategori ini adalah klien yang datang kepada konselor
secara sukarela, memiliki tujuan tertentu, dan tidak mendapat paksaan dari
pihak manapun, seperti seorang siswa yang ingin meningkatkan prestasi kemudian
datang kepada konselor. Ciri-ciri klien kategori ini adalah:
a.
Mudah
terbuka
b.
Hadir
atas kehendak sendiri
c.
Dapat
menyesuaikan diri dengan konselor
d.
Bersedia
mengungkapkan rahasia
e.
Bersikap
bersahabat, dan
f.
Mengikuti
proses konseling dengan baik
2.
Klien terpaksa
Klien dalam kategori ini adalah klien yang kedatanganya kepada
konselor tidak berdasarkan kemauanya sendiri, dia datang atas dorongan orang
tua, sahabat, teman, dan lainya Karena dianggap perilakunya tidak sesuai dengan
aturan sehingga ia disuruh menghadap konselor. Ciri-ciri klien kategori ini
adalah:
a.
Bersifat
umum
b.
Enggan
berbicara
c.
Curiga
terhadap konselor
d.
Kurang
bersahabat, dan
e.
Menolak
secara halus bantuan konselor
3.
Klien enggan
Salah satu bentuk klien enggan adalah klien yang banyak berbicara,
sedang pada prinsipya enggan untuk dibantu. Hanya senang berbicara kepada
konselor tanpa penyelesaian masalah, atau klien yang diam saja. Upaya yang
dapat dilakukan untuk menghadapi klien semacam ini adalah:
a.
Menyadarkan
akan kekeliruanya
b.
Memberi
kesepatan agar dia dibimbing orang lain atau mencari lawan bicara yang lain
yang ia mau.
4.
Klien bermusuhan
Klien dalam kategori ini adalah klien terpaksa dan memiliki masalah
yang cukup serius sehingga ia menjelma menjadi klien bermusuhan, ciri-ciri
klien dalam kategori ini adalah:
a.
Tertutup
b.
Menentang
c.
Bermusuhan
d.
Menolak
secara terbuka
5.
Klien krisis
Klien dalam kategori ini adalah klien yang mendapati musibah yang
ia anggap amat berat baginya, sehingga ia dihadapkan pada konselor untuk diberi
bantuan agar dia menjadi stabil dan mempu menyesuaikan diri dengan situasi yang
baru (musibah tersebut), berikut adalah beberapa ciri-ciri klien krisis:
a.
Tertutup,
atau menutup diri dari dunia luar
b.
Amat
emosional. Tak berdaya, amat histeris
c.
Kurang
mampu berpikir rasional
d.
Tidak
mampu mengurus diri dan keluarga, dan
e.
Membutuhkan
orang yang amat dipercaya
Maka dalam kondisi seperti ini seorang konselor harus bisa
menyalurkan perasaanya seperti perasaan takut, rasa bersalah, marah, sehingga
konselor bisa memberikan bantuan psikologis dengan penyaluran dan penyadaran
emosionalnya.
Seorang konselor diharapkan mampu memahami klien dengan latar
belakang pendidikan dan pengalamanya. Konselor harus banyak berlatih dan
menambah wawasan sehingga dapat memerankan emosi pada kondisi yang tepat dan
beradaptasi dengan cepat terhadap klien. Keterbukaan, kejujuran, empati,
kehangatan, ramah, dan penerimaan terhadap klien merupakan aspek yang mutlak
harus dimiliki oleh seorang konselor.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar