Senin, 27 Maret 2017

jenis-jenis klien


Telah kita ketahui bahwa proses bimbingan dan konseling adalah praktek yang melibatkan dua belah pihak, baik si konselor maupun konseli yang mana dalam hal ini kita sebut klien, itu artinya bahwa berhasil tidaknya proses konseling tidak hanya ditentukan oleh konselor, akan tetapi seorang konseli juga memiliki peranan penting dalam proses tersebut. Menurut Sherter And Stone (1987) bahwasanya keberhasilan dan kegagalan proses konseling diperngaruhi oleh 3 hal yang berkaitan dengan klien, yaitu:
1.      Kepribadian klien
2.      Harapan klien
3.      Pengalaman dan pendidikan klien
Disini, kita akan fokus pada poin nomor 3 mengenai pengalaman dan pendidikan klien. Mengapa pengalaman dan pendidikan klien sangat menentukan keberhasilan proses konseling? Sebab dengan pengalaman dan pendidikan yang dimiliki seorang klien mampu dan mudah mengenali dirinya, sehingga upaya pemecahan masalah bisa semakin terarah. Adapun pengalaman masing masing klien tentulah berbeda, dan penanganan yang di dapat pasti bebeda pula, maka seorang klien yang berpengalaman dalam bidang pidato atau diskusi akan lebih mudah mengungkapkan perasaanya di bandingkan klien yang kurang berpengalaman dalam bidang tersebut. setelah kita memahami pengalaman dan pendidikan klien, maka kita akan memahami macam-macam klien, diantaranya:
1.      Klien sukarela
Klien dalam kategori ini adalah klien yang datang kepada konselor secara sukarela, memiliki tujuan tertentu, dan tidak mendapat paksaan dari pihak manapun, seperti seorang siswa yang ingin meningkatkan prestasi kemudian datang kepada konselor. Ciri-ciri klien kategori ini adalah:
a.       Mudah terbuka
b.      Hadir atas kehendak sendiri
c.       Dapat menyesuaikan diri dengan konselor
d.      Bersedia mengungkapkan rahasia
e.       Bersikap bersahabat, dan
f.       Mengikuti proses konseling dengan baik
2.      Klien terpaksa
Klien dalam kategori ini adalah klien yang kedatanganya kepada konselor tidak berdasarkan kemauanya sendiri, dia datang atas dorongan orang tua, sahabat, teman, dan lainya Karena dianggap perilakunya tidak sesuai dengan aturan sehingga ia disuruh menghadap konselor. Ciri-ciri klien kategori ini adalah:
a.       Bersifat umum
b.      Enggan berbicara
c.       Curiga terhadap konselor
d.      Kurang bersahabat, dan
e.       Menolak secara halus bantuan konselor
3.      Klien enggan
Salah satu bentuk klien enggan adalah klien yang banyak berbicara, sedang pada prinsipya enggan untuk dibantu. Hanya senang berbicara kepada konselor tanpa penyelesaian masalah, atau klien yang diam saja. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi klien semacam ini adalah:
a.       Menyadarkan akan kekeliruanya
b.      Memberi kesepatan agar dia dibimbing orang lain atau mencari lawan bicara yang lain yang ia mau.
4.      Klien bermusuhan
Klien dalam kategori ini adalah klien terpaksa dan memiliki masalah yang cukup serius sehingga ia menjelma menjadi klien bermusuhan, ciri-ciri klien dalam kategori ini adalah:
a.       Tertutup
b.      Menentang
c.       Bermusuhan
d.      Menolak secara terbuka
5.      Klien krisis
Klien dalam kategori ini adalah klien yang mendapati musibah yang ia anggap amat berat baginya, sehingga ia dihadapkan pada konselor untuk diberi bantuan agar dia menjadi stabil dan mempu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru (musibah tersebut), berikut adalah beberapa ciri-ciri klien krisis:
a.       Tertutup, atau menutup diri dari dunia luar
b.      Amat emosional. Tak berdaya, amat histeris
c.       Kurang mampu berpikir rasional
d.      Tidak mampu mengurus diri dan keluarga, dan
e.       Membutuhkan orang yang amat dipercaya
Maka dalam kondisi seperti ini seorang konselor harus bisa menyalurkan perasaanya seperti perasaan takut, rasa bersalah, marah, sehingga konselor bisa memberikan bantuan psikologis dengan penyaluran dan penyadaran emosionalnya.

Seorang konselor diharapkan mampu memahami klien dengan latar belakang pendidikan dan pengalamanya. Konselor harus banyak berlatih dan menambah wawasan sehingga dapat memerankan emosi pada kondisi yang tepat dan beradaptasi dengan cepat terhadap klien. Keterbukaan, kejujuran, empati, kehangatan, ramah, dan penerimaan terhadap klien merupakan aspek yang mutlak harus dimiliki oleh seorang konselor. 

Selasa, 21 Maret 2017

how's english today?



Globalisasi merupakan sesuatu yang tidak dapat terelakkan, di abad ke 21 ini kita hidup dalam arus globalisasi yang begitu cepat, begitu banyak perubahan yang terjadi dalam banyak hal. Saat ini, terdapat banyak perkembangan di segala bidang. Contohnya di bidang teknologi, perdagangan, bisnis, ekonomi, dll.
Di era globalisasi memungkinkan terjadi banyaknya persaingan, tidak hanya di bidang perdagangan tetapi bisa saja dibidang bisnis dan lain sebagainya, contoh nyata dari persaingan bisnis pada saat ini adalah MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Dengan adanya MEA memungkinkan banyak warga negara asing bebas memasuki suatu negara yang tergabung dengan ASEAN. Mereka datang untuk mendapatkan peluang kerja, maka dari itu terdapat persaingan yang kuat antara warga negara asli dan warga negara asing. Dalam menghadapi persaingan yang cukup kuat ini maka dibutuhkan skill yang handal.
Berkenaan dengan hal tersebut, saat ini bahasa inggris memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, pertanyaanya, apa yang menyebabkan bahasa inggris begitu penting? Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, sederhana saja, mari kita lihat dan amati benda benda di sekeliling kita, hampir semua barang tersebut menggunakan bahasa inggris, bahasa inggris menjadi bahasa yang sangat universal digunakan dalam bidang teknologi, pendidikan, politik,perdagangan dan lain sebagainya. Disamping itu, bahasa inggris juga merupakan bahasa international, yang digunakan lebih dari ¾ negara di dunia, untuk mempermudahkan kita berkomunikasi dengan orang asing maka kita harus menggunakan bahasa inggris.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bagi mereka yang ingin selangkah lebih maju dari orang pada umumnya maka perlu bahkan harus menguasai Bahasa Inggris. Pemuda dengan kemampuan berbahasa Inggris dapat memiliki akses informasi mengenai pengetahuan, teknologi, dan kemajuan yang berguna untuk meningkatkan nilai tambah kualitas diri. Kemampuan beradaptasi dalam melihat horizon dunia juga menjadi lebih luas. Di samping interpretasi terhadap dunia dan wawasan, serta berpartisipasi dalam membangun keilmuan.
Melihat dari latar belakang tersebut, sangat jelas terlihat pentingnya bahasa inggris pada saat ini, berangkat dari sini pula kebijakan pendidikan di indonesia menetapkan bahasa inggris sebagai mata pelajaran yang tak kalah pentingnya dengan mata pelajaran lain seperti ipa atau matematika, dibuktikan dengan penetapan bahasa inggris sebagai mata pelajaran yang diujikan pada saat ujian nasional atau pada tes masuk perguruan tinggi dan tes tes lainya. Pengajaran bahasa inggris di indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak zaman penjajahan belanda, akan tetapi hanya sebagian masyarakat indonesia yang bisa mengaksesnya, dan pada masa penjajahan  jepang, pengajaran bahasa inggris dilarang total di indonesia, hingga akhirnya bahasa inggris secara resmi diajarkan sebagai bahasa asing di sekolah-sekolah Indonesia di  semua tingkat pendidikan mulai dasar hingga menengah seiring dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1967. Melihat sejarah panjang pengajaran bahasa inggris tersebut seharusnya pengajaran bahasa inggris mengalami kemajuan dari masa ke masa, sehingga lebih baik dan mampu menyiapkan generasi yang mumpuni dan berkompeten dalam bahasa inggris sehingga bisa menjawab tantangan global seperti telah disebutkan diatas, akan tetapi, apakah realita yang terjadi sesuai dengan ekspektasi?  Apakah pengajaran bahasa inggris sudah maksimal saat ini? Dan bagaimanakah seharusnya yang terjadi?
Realitanya, pengajaran bahasa inggris ternyata masih memiliki banyak kekurangan disana sini, kekurangan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Disini, kurangnya motivasi pelajar diyakini sebagai salah satu masalah utama dari pembelajaran bahasa Inggris. Hal ini mungkin karena persepsi siswa terhadap bahasa Inggris. Bahwa bahasa inggris itu sulit, atau mereka belum memahami pentingnya bahasa inggris untuk bekal mereka nanti, sehingga mereka menjadi malas dan melewatkan kelas, dan ketika mereka menghadiri kelas, itu bukan murni karena mereka ingin belajar bahasa Inggris, tetapi mungkin karena mereka takut gagal, atau bahkan hanya sekedar tuntutan atau paksaan dari orangtua.
Selanjutnya, minimnya waktu adalah masalah lain dalam pembelajaran bahasa Inggris. Waktu di Kelas seringkali terasa sangat singkat, dalam seminggu hanya ada sekali atau dua kali pertemuan untuk mata pelajaran bahasa inggris, hingga akhirnya guru hanya berorientasi pada pencapaian target untuk menyelesaikan materi dan tidak memperdulikan pencapaian kemampuan siswa, sehingga memperburuk keadaan siswa. Selain itu, kurangnya sumber daya dan bahan juga membawa kompleksitas dalam pengajaran bahasa Inggris. Sumber daya dan bahan di sini merujuk pada berbagai benda yang dapat digunakan untuk mengajar seperti model, kartu, komputer, laboratorium bahasa, dan sebagainya. Mereka memainkan peran penting selama proses belajar-mengajar, karena mereka mewakili elemen di dunia nyata, dimaksudkan untuk membantu siswa memahami dan menjelaskan realitas. Dengan kata lain, mereka membantu untuk mengubah sesuatu yang kompleks menjadi sederhana. Selama ini, kesan yang didapat oleh kebanyakan siswa dalam pembelajaran bahasa inggris adalah membosankan, guru kurang mampu memaksimalkan penggunanaan media dalam pembelajaran bahasa inggris, mereka hanya terpaku pada text book, padahal penggunaan media sangatlah penting dalam pembelajaran.
Masalah terakhir yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Inggris adalah terlalu padatnya siswa di  kelas bahasa Inggris. Idealnya, dalam sebuah kelas seharusnya berisi 1-15 atau 20 pesesrta didik, akan tetapi kenyataanya, di indonesia banyak ditemukan Jumlah peserta didik lebih dari jumlah tersebut di dalam satu ruang kelas. hal ini dapat memicu turunya konsentrasi belajar siswa karena merasa terganggu oleh suasana ricuh dan tidak kondusif. Belum lagi ditambah oleh fasilitas yang kurang memadai, pastilah hal ini sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran.   
Beberapa kekurangan diatas merupakan realita yang terjadi di lapangan, hal ini secara tidak langsung menunjukkan kepada kita bahwa pengajaran bahasa inggris masih belum cukup maksimal, terlepas dari kekurangan dan kendala tersebut, satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam pengajaran bahasa inggris adalah penerapan penggunaan bahasa inggris di lingkungan pendidikan itu sendiri, hanya sedikit sekolah yang benar benar menerapkan penggunaan bahasa inggris di lingkungan sekolah atau minimal di dalam kelas saat kegiatan pembelajaran bahasa inggris, padahal penerapan ini sangatlah penting untuk malatih dan membiasakan siswa menggunakan bahasa inggris, sebagaimana kita ketahui bahwasanya pembelajaran bahasa kadang tidak cukup hanya dengan teori, akan tetapi akan lebih efektif jika dipraktekkan, ketika kita memiliki satu kosakata dan tidak digunakan, maka hal itu akan menjadi sia-sia, berbeda jika kita memiliki satu kosakata dan mempraktekkanya, itu akan jauh lebih efektif dan memberikan dampak besar dalam kemampuan berbahasa.
Mengingat lagi pentingnya bahasa inggris saat ini, maka seharusnya diadakan adanya pembaharuan dalam pengajaran, baik dalam system atau metode yang digunakan dalam pengajaran. Berikut ada beberapa tips yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa inggris, diantaranya. Guru bahasa inggris seharusnya mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, tidak monoton pada sesuatu, sehingga murid merasa nyaman dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, seorang guru juga khususnya guru bahasa inggris haruslah aktif, dan tidak boleh pasif, bayangkan bagaimana siswa akan memahami tenses, menghafal berbagai kosakata dan lain sebagainya jika guru bahasa inggris hanya duduk dan diam, selain itu guru juga harus menggunakan metode metode pengajaran yang efektif disesuaikan dengan muatan yang terkandung dalam materi, disini guru bisa memanfaatkan berbagai media untuk membantu proses pembelajaran, seperti membuat permainan yang edukatif dan mengaplikasikanya dalam pembelajaran, masih banyak metode dan media yang dapat diakses oleh guru, apalagi di zaman yang serba canggih ini, pada intinya guru haruslah harus se kreatif dan se menarik mungkin agar memicu minat peserta didik, dan yang terpenting adalah guru juga harus menggunakan bahasa inggris dalam pembelajaran, hal ini dimaksudkan untuk memberi contoh kepada peserta didik agar mereka terbiasa mempraktekkan bahasa inggris dan juga sebagai pembuktian bahwa guru tersebut memang berkompeten dalam bahasa inggris, karena kita mampu menilai kompeten tidaknya seorang guru bahasa inggris tentulah melalui kemampuan berbicaranya. Dari beberapa tips tersebut semoga dapat membantu guru dalam mengajar bahasa inggris secara maksimal, sehingga diperoleh output yang berkualitas khususnya di bidang bahasa inggris agar memiliki bekal dan dapat bersaing untuk menghadapi tantangan dunia global.










Senin, 20 Maret 2017

PERANAN AGAMA DALAM TUJUAN BK (analisis Q.S Al-mujadalah:11)
Pada dasarnya bimbingan konseling dalam ranah pendidikan mempunyai tugas untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya, pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, peningkatan hasil belajar, perencanaan dan pengembangan karier serta menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik yang dikhawatirkan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pelayanan konseling disini bisa secara individu maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang peluang dan hambatan hambatan yang dimiliki oleh peserta didik. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk mengenal dan memahami potensi dirinya, tugas perkembanganya, apakah sudah sesuai dengan tahap perkembangan dan tidak ada tahap yang terlewat, memahami peluang serta lingkungan dimana mereka tinggal.
Secara garis besar, maka tujuan BK dalam dunia pendidikan sekurang kurangnya terbagi ke dalam beberapa tujuan yang mana dikelompokkan kedalam 3 golongan, yaitu:
1.      Tujuan Umum
ü  Mengembangkan pemahaman diri dalam kemajuannya di sekolah.  
ü  Mengembangkan pengetahuan tentang dunia kerja, kesempatan kerja, serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu, sesuai dengan tingkat pendidikan yang disyarakatkannya.
ü  Mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggung jawab.
ü  Mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain.
ü  Mandiri dan mengembangkan potensi secara optimal yang dijabarkan dalam berbagai bentuk kompetensi yang diindikasikan pada keefektifan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai diantaranya adalah agar peserta didik dapat:
ü  Memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
ü  Memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan di dalam memahami lingkungannya, termasuk lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
ü  Memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
ü  Memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dan dalam lapangan kerja secara tepat.
c.       Tujuan Secara Lebih Khusus
Berkaitan dengan tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai, maka secara lebih khusus tujuan layanan bimbingan bagi para siswa di sekolah ialah untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya di dalam mengatasi kesulitannya seoptimal mungkin. Kesulitan-kesulitan yang secara umum yang dihadapi siswa meliputi:
(1)Kesulitan dalam belajar, terutama nampak dengan prestasi belajarnya yang rendah. Kesulitan dalam belajar siswa ini beberapa diantaranya disebabkan karena:
v  Kemampuan belajar yang kurang memadai/rendah (slow learners)
v  Ketidakmampuan siswa untuk menggunakan kemampuan yang tinggi secara optimal (under achievers).
v  Kurangnya motivasi untuk belajar yang berlatar belakang masalah sosial-emosional.
v  Diterapkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang menguntungkan oleh para siswa dalam proses belajar mengajar dan dalam hubungan sosialnya.
Dalam konsep islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang sangat diistimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga ahli dalam suatu bidang, atau menjadi pakar dalam suatu disiplin ilmu, atau hanya sekedar pencari ilmu saja yang benar benar sungguh mencari ilmu di jalan allah  maka akan memiliki kedudukan yang tingi disisi allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman allah Q.S al-mujadalah ayat:11
يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين اوتوالعلم درجات والله بما تعملون خبير
“…..niscaya allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang mencari ilmu, dan allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Dari potongan ayat diatas dapat kita lihat betapa istimewanya orang yang berilmu disisi allah, sehingga allah menjanjikan tempat yang mulia baginya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa agama dijadikan sebagai dasar pijakan teori betapa pentingnya pendidikan bagi manusia. Pendidikan telah menjadi sesuatu yang amat urgen dalam kehidupan manusia, bahkan dalam kehidupan ini pun dapat kita saksikan betapa banyak pembedaan atau stratifikasi masyarakat dibedakan menurut pendidikanya, maka hendaknya bimbingan konseling mampu membantu para siswa dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam bidang pendidikan, baik itu tujuan umum, khusus, maupun yang paling khusus, sehingga diharapkan siswa menjadi manusia yang bermartabat dan bermanfaat di dunia serta istimewa disisi allah SWT.

Senin, 13 Maret 2017

landasan psikologis bimbingan dan konseling

Motif Dan Motivasi


Motif dapat diartikan sebagai dorongan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Motif juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (sadirman, 2007:73). Menurut Pr.of. Dr. H.Prayitno, M.Sc.Ed, dan Drs. Erman Amti dalam bukunya dasar-dasar bimbingan dan konseling bahwa dorongan hidup pada diri seseorang dan setiap kali mengusik serta menggerakkan orang itu selalu melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang terkandung dalam dorongan itu sendiri. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa suatu tingkah laku yang didasarlkan pada motif tertentu tidaklah bersifat sembarangan atau acak, melainkan mengandung isi atau tema sesuai dengan motif yang mendasarinya.
Para ahli sepakat membagi motif menjadi dua bagian, yaitu motif yang bersifat primer dan motif yang bersifat sekunder. Motif primer didasari oleh kebutuhan asli yang sejak semula telah ada pada diri setiap individu sejak ia terlahir ke dunia, seperti kebutuhan makan, minum dan bernafas, secara mendasar, kebutuhan-kebutuhan tersebut harus terpenuhi, karena apabila tidak dipenuhi, maka bisa mengancam eksistensi manusia. Dapat disimpulkan bahwa motif primer ada pada masing-masing individu dan tidak dapat ditunda pemenuhanya.
Berbeda dengan motif primer, motif sekunder tidaklah demikian, motif sekunder terbentuk bersamaan dengan proses berkembangnya individu. Motif sekunder ini berkembang sebab adanya usaha belajar. Belajar menjadikan individu mengetahui banyak hal, dari hal hal baru yang ia peroleh inilah timbul motif sekunder, seperti contoh berpakaian mengikuti style, menyimpan uang di bank dan lain sebagainya. Jika dibandingkan dengan motif primer, maka motif sekunder lebih banyak jumlahnya atau bahkan tidak terhitung, karena semakin tinggi tingkat peradaban manusia, semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya, maka semakin beragam pula motif sekundernya, sedangkan motif primer mereka tetap yaitu makan, minum dan bernafas.
Sedangkan motivasi berkaitan erat dengan perhatian. Menurut Frederick J, Mc Donald bahwa motivasi adalah perubahan energy di dalam diri seseorang yang ditandai dengan dorongan afektif dan reaksi mencapai tujuan. Tingkah laku yang di dasari motif tertentu biasaya terarah pada sutu objek yang sesuai isi hati atau tema kandungan motifnya. Berkenaan dengan motif yang berkaitan dengan suatu objek maka kemudian dikenal adanya motif yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Kedua hal tersebut (motif dan motivasi) merupakan salah satu bidang kajian dalam psikologi yang mana masuk dalam landasan psikologis bimbingan dan konseling. Landasan pskologis dalam bimbingan dan konseling sendiri berarti memberikan pemahaman mengenai tingkah laku individu yang menjadi pasien (klien). Hal ini menjadi sangat penting, mengingat bahwa bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yakni tingkah laku klien yang perlu diubah atau dikembangkan atau bahkan dihilangkan (jika buruk) apabila ia ingin menyelesaikan masalahnya atau mencapai tujuan tujuan yang telah ia tetapkan.
Pemahaman mengenai motif dan motivasi sangatlah penting, karena dari motif dan motivasi inilah seorang konselor dapat menyimpulkan alasan seorang individu melakukan suatu tindakan. Selain motif dan motivasi, bidang lain yang masuk dalam landasan psikologi yang perlu dikaji adalah 1) pembawaan dasar dan lingkungan, 2) perkembangan individu, 4) belajar, balikan, dan penguatan, 5) kepribadian.





KONSELING SUKSES, PRESTASI MENINGKAT

Bisa dikatakan bahwa konseling menjadi salah satu indikator utama dalam kesuksesan sekolah, mengapa bisa demikian? Karena jika ko...