KONSELING SEBAGAI PROFESI
Ketika kita berbicara tentang konseling, khususnya konseling
sebagai suatu profesi, maka mungkin akan muncul pertanyaan “apakah profesi
konseling sebenarnya?” atau “apa yang dikerjakan oleh seorang konselor?”. pada
dasarnya konseling sebagai suatu profesi masuk pada kategori profesi penolong
yang mana hal ini adalah konsep yang
mendasari peran dan fungsi seorang konselor di masyarakat, profesi penolong
merupakan profesi yang anggota-anggotanya dilatih secara khusus dan memiliki
izin untuk melakukan sebuah layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam
masyarakat terdapat banyak profesi penolong, bukan hanya konseling saja, diantaranya
adalah: dokter, perawat, guru, psikolog dan lain sebagainya. Dan konseling
sebagai suatu profesi sesungguhnya mengacu kepada makna dari konseling itu
sendiri, berikut adalah beberapa definisi konseling dari beberapa ahli “suatu
pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan
kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya
sendiri dan lingkungan. (Mc. Daniel, 1956)”, “interaksi yang terjadi antara dua
orang individu, masing masing disebut konselor dan klien:terjadi dalam suasana
yang professional, dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudahkan
perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien (pepinsky, dalam
shertzer&zone, 1974).
Dari ulasan pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwasanya
konseling adalah proses pemberian bantuan terhadap individu melalui proses
proses tertentu dan menggunakan alat tertentu, yang bertujuan untuk membantu
individu memecahkan masalahnya secara umum, dan membantu individu untuk
mengenali masalahnya sendiri secara khusus. Dari sini dapat dikatakan bahwa
dasar profesi konseling adalah rasa kemanusiaan dan kemasyarakatan, dan objek
utama dari konseling adalah individu
atau manusia, maka alangkah baiknya jika kemudian kita juga memahami lebih
lanjut tentang konsep manusia, karena adanya profesi konseling ini juga berawal
dari konflik yang dihadapi manusia.
Pada dasarnya manusia merupakan individu unik yang memiliki
kriteria kriteria berbeda, mulai dari sifat hingga kepribadian, manusia selalu
memiliki pemisah yang membedakan dirinya dengan spesies lain. Itulah kenapa
manusia kemudian disebut sebagai privilese ras manusia, hal ini tidak
hanya merujuk pada status kita semata,
akan tetapi lebih dari itu, yaitu peran apa dan apa yang bisa kita kerjakan. Adapun
beberapa karakteristik yang membedakan manusia dengan spesies lain diantaranya
adalah;
·
Manusia
merupakan spesies yang sangat lemah saat lahir.
·
Manusia
memiliki potensi sangat besar untuk tumbuh dan berkembang melebihi spesies
lain.
·
Manusia
memiliki tingkat tertinggi dalam keahlian berkomunikasi; sebuah kehalian yang
memapukan kita mengekspresikan pikiran secara detail mengenai banyak hal,
mengajarkan Bahasa kepada spesies lain minimal di taraf tertentu, dan merekam,
serta mengirimkan informasi.
·
Spesies
manusia menampilkan jangkauan perbedaan yang sangat luas jika dibnadingkan
dengan spesies lain.
·
Manusia
sanggup memanipulasi dan dimanipulasi lingkungan.
·
Manusia
satu satunya makhluk hidup yang memahami dimensi waktu masa lalu dan masa depan
·
Manusia
memiliki kemampuan untuk berpikir, menalar dan mendapatkan sebuah wawasan yang
mendalam.
Dari beberapa karakteristik manusia yang telah dipaparkan diatas,
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh masing
masing individu tentulah berbeda, begitu pula tindakan yang nantinya dilakukan
oleh si konselor terhadap klienya juga berbeda, dan sudah barang tentu tidak
bisa dipukul rata antara satu dengan lainya, maka, hal penting yang harus
dipahami oleh para konselor adalah karakteristik, perkembangan serta kebutuhan
si klien, serta tak lupa memahami bagaimana lingkungan si klien, karena
sebagaimana kita ketahui bahwa manusia tidak bisa lepas dari lingkunganya,
bahkan bisa dikatakan bahwa manusia merupakan produk atau bentukan dari
lngkungan. Lalu dari hal hal tersebut (kriteria, dsb) si konselor bisa
memberikan bantuanya atau bahkan mungkin dapat mengembangkan disiplin ilmu itu
sendiri, karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi inovasi inovasi baru
terkait penemuan dalam bidang konseling itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar