Mendengar
kata kenakalan remaja pastilah sudah tidak asing di telinga kita, apalagi akhir
akhir ini marak diberitakan di berbagai media mengenai kasus kenakalan remaja,
mulai dari kenakalan kenakalan ringan hingga tindakan criminal, seperti yang
terjadi beberapa waktu lalu, marak diberitakan media seorang siswa yang
membunuh temanya sendiri.
Namun
tahukah kita bahwa kenakalan tersebut tidaklah murni terjadi tanpa ada sebab, kenakalan
yang mereka lakukan bukanlah mutlak kesalahan mereka, ada beberapa faktor yang menyebabkan
mereka melakukan tindakan tersebut, salahsatu faktornya adalah orang tua, yakni
orang tua yang lalai akan tugasnya sebagai orang tua.
Bagaimana hal ini bias terjadi? Sebagaimana telah kita ketahui bahwa
tugas orang tua adalah mendidik, mengasuh, dan merawat anak dengan baik sesuai norma
norma dan ajaran agama. Disamping itu orang tua juga merupakan panutan bagi anak
anaknya, ketika orang tua berperilaku baik, maka anaknya juga akan berperilaku baik.
dalam agama islam pun dijelaskan bahwa anak
adalah amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dengan sebaik baiknya oleh orang
tua. Namun dewasa ini, banyak orang tua yang melalaikan tugasnya sebagai orang
tua, ada beberapa alasan/factor hal ini bias terjadi, maka ketika hal ini terjadi,
kenakalan remaja pun tidak bias dihindari. Beberapa factor tersebut diantaranya;
1.
Perceraianatauperselisihan
orang tua
Perceraian
orang tua bias memicu perilaku negative pada anak, hal ini dikarenakan si anak kurang
mendapat perhatian yang layak dari kedua orang tuanya sehingga ia melakukan tindakan
tindakan yang mungkin dianggap negative untuk menarik perhatian orang tuanya.
2.
Kurangnya pendidikan
agama
Pendidikan
agama sangatlah penting untuk bekal di dunia dan di akhirat, maka seyogyanya seorang
anak harus mendapatkan pendidikan agama sejak usia dini, agar kelak ia terikat dengan
atura naturan agama dan lebih waspada terhadap hal hal buruk. Dan ini merupakan
tugas orang tua untuk memberikan anak pendidikan agama.
3.
Mementingkan karier
Seiring
berkembangnya zaman, mak aterjadi pula pergeseran perandalam rumah tangga, jika
zaman dahulu peran wanita atau ibu adalah mengurus rumahtangga dan anak, namun
di zaman ini tidak lagi, banyak wanita yang mengejar karier dan meninggalkan tugas
utamanya sebagai seorang ibu, dan anaknya dipasrahkan kepada pembantu rumahtangga
atau baby sitter. Begitupun terjadi dengan seorang ayah, mereka hanya focus dalam
mencapai karier saja sehingga sang anak kurang mendapat perhatian, dan komunikasi
dalam keluarga tidak terjalin dengan baik.
Dari
sini dapat kita ketahui bahwa pola asuh dan lingkungan keluarga banyak mempengaruhi
perilaku anak, maka sebagai orangtua hendaknya memberikan contoh dan didikan kepada
anak sebaik mungkin, sedini mungkin, bahkan ketika anak masih dalam usia kandungan.
Ketika orang tua berprilaku baik, maka anak juga akan berprilaku baik,
begitupun sebaliknya, sebagaimana pribahasa “buah tidak jatuh jauh dari pohonya”.
Pendidikan
anak juga merupakan tugas dan tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu, tidak
bias dilimpahkan terhadap salahsatunya saja. Seorang ibu yang bertanggungjawab mengurus
rumahtangga dirumah bias mengajari anaknya denganbaik, mengenalkanya kepada ajaran
ajaran agama, sopansantun yang baik, dan perilaku perilaku terpuji lainya,
sedangkan ayah yang mencari nafkah bias mencari nafkah yang halal untuk keluarganya,
sehingga keluarganya senantiasa terjaga dan dipenuhi keberkahan, ini adalah contoh
kecil dari tugas orang tua.
Sebagai
orang tua juga harus berhati hati dalam mendidik anak, terkadang ada tindakan
yang tidak sengaja atau tidak mereka sadari akan tetapi sangat
membekas dalam jiwa anak, berikut ada kutipan dari“Dorothy law nolte. Ph, D”
Jika anak dibesarkan dengan celaan, dia belajar memakiJika anak dibesarkan dengan permusuhan/kekerasan, dia belajar membenci
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, dia belajar rendahdiri
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, dia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, dia belajar menahandiri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, dia belaja rmenghargai
Jikaanakdibesarkandengandorongan, diabelajarpercayadiri
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, dia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, dia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, dia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasihsayang danpersahabatan, dia pun belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar